Pengertian dan Prosedur NIPT Test

Pengertian dan Prosedur NIPT Test

Belakangan ini kegiatan NIPT Test atau Non Invasive Prenatal Test menjadi salah satu jenis tes prenatal yang banyak dijalani oleh ibu-ibu yang sedang hamil. Tujuan dari dilakukannya tes jenis ini sudah pasti baik, tidak hanya untuk ibu hamil itu sendiri tapi juga janin yang ada di dalam kandungan.

Bahkan pemerintah juga menyarankan kepada ibu-ibu yang hamil untuk menjalan tes ini. Tes ini semakin dikenal sejak istri dari Atta Halilintar yakni Aurel Hermansyah menjalankan tes NIPT di kehamilannya yang kedua.

Anda sendiri pun mungkin masih bertanya-tanya bukan, sebenarnya apa itu NIPT Test, fungsi dilakukannya tes tersebut untuk apa, dan manfaat dari tes NIPT itu sendiri.

Di bawah ini kami sudah menyediakan ulasan yang menarik mengenai tes NIPT yang tidak hanya bisa menjadi referensi untuk ibu yang sedang hamil muda, tapi juga untuk berbagai kalangan.

Pengertian dan Prosedur NIPT Test

Pengertian dan Prosedur NIPT Test

Pengertian NIPT

Pengertian dari NIPT Test (Non Invasive Prenatal Test) adalah pemeriksaan yang dilakukan pada awal masa kehamilan. Kegiatan tersebut dilakukan secara non invasif, yang mana tujuannya adalah untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin sejak dini.

Tes NIPT pertama kali dilakukan pada tahun 2011 di Eropa Barat, yakni dengan cara mengambil darah dari vena ibu yang sedang hamil. Tujuannya pun tidak lain adalah untuk memeriksa genetik janin dari plasenta yang turut tercampur di dalam ibu.

Tes NIPT dianggap aman untuk dilakukan oleh ibu hamil dan janin, sebab pemeriksaan atau screening yang dilakukan secara non invasif. Bahkan menariknya tingkat akurasinya bisa mencapai 99 persen apabila pemeriksaan dilakukan ketika usia kehamilan 10 minggu sampai akhir kehamilan.

Adapun kelainan genetik yang dapat dideteksi oleh NIPT diantaranya adalah:

  1. Trisomi Aneuploidi yang terbagi atas Trisomi 18 (Edwards Syndrome) dan Trisomi 13 (Patau Syndrome)
  2. Sex Kromosom Aneuploidi yang terbagi atas 4 jenis kelainan genetik yakni:
    • Trisomy X (triple X Syndrome)
    • Monosomy X (Turner Syndrome)
    • XXY (Klinefelter Syndrome)
    • XYY (Jacobs Syndrome)
  3. Microdeletion Syndrome yang juga terbagi lagi atas 5 jenis, yakni:
    • DiGeorge Syndrome
    • Williams Syndrome
    • Prader-Willi Syndrome
    • Angelman Syndrome
    • Cri-du-Chat Syndrome

Apabila sudah terdeteksi jenis kelainan kromosom seperti daftar di atas, maka bisa mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi terhambat. Tidak hanya itu saja tapi juga mempengaruhi hal lainnya yang bisa terjadi pada anak seperti:

  • Lahir cacat
  • Keterbelakangan mental
  • Adanya gangguan pada fungsi organ
  • Keguguran
  • Dan kematian pada bayi

Menariknya NIPT Test ini juga bisa dilakukan untuk mendeteksi jenis kelamin dan golongan darah rhesus janin.

Lalu, tes ini sebaiknya dilakukan atau direkomendasikan untuk siapa?

Tes pemeriksaan NIPT sebenarnya bisa dilakukan oleh ibu hamil dari kalangan manapun, hanya saja ada tes ini lebih direkomendasikan untuk ibu yang memiliki resiko tinggi, seperti:

  1. Pernah memiliki anak yang sebelumnya sudah memiliki kelainan kromosom bawaan
  2. Adanya riwayat keluarga yang memiliki kelainan genetik
  3. Ibu hamil yang sudah berusia 35 tahun atau lebih saat melahirkan nanti
  4. Mendapatkan hasil pemeriksaan abnormal di pemeriksaan prenatal lainnya.

Prosedur NIPT

Pengertian dan Prosedur NIPT Test

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau kegiatan atau pelaksanaan dari screening NIPT tergolong aman untuk ibu dan janin. Karena pemeriksaan yang dilakukan non invasif, yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada ibunya saja yakni dengan cara diambil darahnya.

Caranya pun cukup mudah, ibu hamil cukup mengulurkan tangan pada petugas laboratorium untuk mengambil darahnya. Kemudian sampel darah tersebut akan dibawa ke laboratorium dan akan dilihat oleh petugas cfDNA yang ada dalam darah ibu. Tujuannya adalah untuk mencari tanda-tanda kelainan yang ada pada bayi.

Kalau hasil test NIPT sudah keluar maka dokter akan mencocokkannya dengan hasil USG dari trimester pertama. Yang mana pada tahap tersebut akan ditentukan apakah harus ada pengujian lanjutan atau tidak.

Apabila ada kelainan maka dokter biasanya akan menawarkan pada pasien apakah ingin melanjutkan rangkaian tes lainnya seperti amniosentesis (CVS) atau tidak.

Sebelum memutuskan untuk melanjutkan pemeriksaan sebaiknya lakukan diskusi lebih lanjut bersama beberapa pihak seperti dokter kandungan, bidan, dan juga pasangan.

Atau ke TanyaDNA yang siap membantu Anda untuk menjawab pertanyaan apapun mengenai kehamilan. Termasuk dengan keluhan apabila diketahui ada sesuatu yang tidak biasa pada janin setelah dilakukan NIPT Test.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *